Jakarta, Sabtu (9/4/2016) — Puluhan alumni muda Universitas Jenderal Soedirman hari ini berkumpul di kediaman Ketua Umum KA UNSOED Bapak Haiban Hadjid di Cipayung, Jakarta Timur. Meski jumlah peserta Kopdar belum melampaui Kopdar Sesi I, namun suasana tetap ramai ditambah bermunculan wajah—wajah baru yang antusias.
Setelah Kadiv Humas KA UNSOED Bapak Erik menyampaikan sambutannya, dilanjutkan giliran Bapak Haiban Hadjid menyampaikan sambutannya. Beliau mengawali dengan ucapan terima kasih bagi alumni muda yang sudah hadir.
“Pertemuan ini merupakan kali kedua. Saya berharap pertemuan KA UNSOED 21 seperti ini bisa dilaksanakan 3 bulan sekali. Silahkan mau dimana saja, termasuk di sini lagi. Rumah ini rumahnya alumni UNSOED. Ada atau tidak ada saya silahkan datang ke rumah ini,” tutur tuan rumah Bapak Haiban, Alumni Faperta angkatan 1985.
Menurut Pak Haiban, melihat yang hadir pada pertemuan kali ini didominasi angkatan 2008 hingga 2011, maka cocok dengan topik sharing kekinian yang diisi langsung oleh praktisi para alumni Unsoed. Beliau mengaitkan topik sharing hari ini dengan pengalaman hidupnya menjalankan bisnis di bidang telekomunikasi.’
Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Jenderal Soedirman berbagi kisah suksesnya di dunia bisnis dengan alumni muda UNSOED
“Era bisnis saat ini sudah sangat berbeda sekali. Saya cerita sedikit soal perjalanan hidup saya. Saya lulus dari Faperta tahun 1985 langsung merantau ke Jakarta. Prestasi akademik saya tidak cukup baik, perjalanan saya pun lompat—lompat ngga nyambung dengan kuliah. Kerja jadi pengajar les privat selama 2 tahun, lalu jadi medical repreaentatif kalo sore nemuin dokter—dokter,” ungkap Pak Haiban yang tampil muda berkaos putih dipadu jeans biru.
Cerita lika—liku perjalanan Pak Haiban yang mengenyam pendidikan di bidang Pertanian hingga kini berbisnis di bidang telekomunikasi membuat alumni muda semakin penasaran. Pak Haiban kemudian melanjutkan cerita lompatan—lompatan bidang karirnya hingga mengantarkannya terjun ke bisnis telekomunikasi yang membawa kesuksesan Beliau saat ini.
“Setelah menjadi medical representative di perusahaan farmasi, kemudian saya masuk ke perusahaan telekomunikasi Erricson. Pada saat itu saya sudah punya PT, sudah ada SIUP, domisili dan aktanya. Itu jadi sekoci saya. Nama PT saya yaitu PT Karang Lewas Sejati, sesuai daerah asal saya kebetulan di Banyumas,” tutur Pak Haiban.
Rupa—rupanya motivasi Pak Haiban mendirikan perusahaan saat masih berstatus karyawan merupakan amunisi mempersiapkan bisnis mandiri di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi era 1998. Alhasil, perusahaannya menjadi sekoci penyelamat di saat terjadi krismon tahun 1998.
“Kemudian sekoci tersebut saya turunkan pada saat krismon. Bidang telekomunikasi sedang berjaya, semua perusahaan butuh jaringan telepon dan internet kantor. Saya berharap kita bisa punya sekoci seperti itu,” kata Pak Haiban.
Pak Haiban berbagi wejangan bagi para alumni muda agar bisa mempersiapkan ‘sekoci’ masing-masing sejak masih jadi karyawan tanpa mengganggu pekerjaan. Selain itu, kata Pak Haiban, Grup KA UNSOED 21 bisa menjadi wadah bagi sesama alumni bergabung membentuk suatu bisnis bersama.
“Saya jalankan PT saya setelah jam kerja. Alhamdulillah masih jalan terus sampai saat ini. Saya harap melalui perkumpulan ini terbentuk kelompok bisnis melahirkan suatu PT bersama antar alumni,” papar Beliau.
Sepak terjang Beliau menjalankan bisnis tidak lepas dari asam garam. Pak Haiban mengatakan era bisnis saat telah jauh berkembang dan sangat cepat berubah. Bisnis telekomunikasi yang dijalaninya pun diakui perlu pengembangan sentuhan kekinian.
“Saya menyadari agak telat move on. Produk yang saya jual itu produk telekomunikasi. Saat ini perubahan sangat drastis, orang sudah tidak telepon ke kantor, tetapi langsung ke personal via WA. Saya yakin 10 tahun lagi bisnis saya sudah ditinggalkan kalau tidak berubah mengikuti perkembangan,” tutur Pak Haiban.
Ketua Umum KA UNSOED menyampaikan pesan bijaknya kepada para alumni muda terutama yang saat ini berstatus karyawan.
“Adik—adik yang masih berstatus karyawan kerja untuk sebuah perusahaan, saya berpesan supaya jangan terlena. Suatu saat perusahaan Anda akan bangkrut itu bukan hal mustahil. Apalagi di saat kondisi ekonomi seperti saat ini. Jadi harus dipersiapkan langkah antisipasi,” ucap Pak Haiban.
Langkah antisipasi yang dimaksud yaitu sebisa mungkin mempersiapkan bisnisnya masing—masing. Bapak Haiban menyatakan siap membantu setiap alumni yang ingin memulai bisnisnya apalagi hingga membangun sebuah perusahaan.
“Saya siap bantu kalau diajak diskusi, bantu siapkan keterangan domisili bagi yang mau bikin perusahaa. karena saat ini paling sulit itu punya kantor. Perkembangan saat ini memang sudah bisa virtual office, meeting tanpa harus datang ke kantor, itu juga bisa jadi pilihan,” tambah Pak Haiban.
Kunci utama bagi anak muda, kata Pak Haiban, utamanya jangan cepat puas dengan apa yang kita punya saat ini asalkan proses mempersiapkan ‘sekoci’ kita jangan sampai khianat dengan perusahaan.
Pak Haiban mengaku senang dengan kehadiran anak—anak muda yang cantik dan ganteng para alumni muda Unsoed. Beliau berharap para alumni yang hadir saat ini bisa mengikuti kegiatan—kegiatan KA UNSOED 21 berikutnya. Salah satu agenda yang sudah disiapkan akan diselenggarakan pada bulan Ramadhan mendatang.
“Agenda kita berikutnya akan diadakan di bulan Ramadhan. Nanti akan kita buat acara buka puasa bersama mengundang anak yatim. Kita akan selenggarakan malam minggu dan nanti adik—adik koordinir acaranya,” tutur Pak Haiban.
Usai sambutan oleh Ketua Umum KA UNSOED, acara berlanjut dengan sharing dari Fauzan Artga (Ujoy) alumni FE Angkatan 2007 yang saat ini menggeluti dunia startup atau perusahaan rintisan berbasis online sekaligus praktisi digital marketing khususnya growth hacking.